Rabu, 24 Maret 2010

Analisis Persaingan Michael Porter pada PT. Bio Farma

Didalam teori persaingan kita mengenal ada suatu teori dari Michael Porter yg sangat terkenal pada saat menganalisis persaingan atau competition analysis. Teori tersebut sangat sangat terkenal dengan istilah Porter Five Forces Model. Intinya sebenarnya Porter menilai bahwa perusahaan secara nyata tidak hanya bersaing dengan perusahaan yang ada dalam industri saat ini…. Kita biasanya hanya menganalisis siapa pesaing langsung kita dan akhirnya kita terjebak dalam ”competitor oriented ” , sehingga tidak mempunyai visi pasar yang jelas. Dalam five forces model digambarkan bahwa kita juga bersaing dengan pesaing potensial kita, yaitu mereka yang akan masuk, para pemasok atau suplier,para pembeli atau konsumen, dan produsen produk-produk pengganti. Dengan demikian. kita harus mengetahui bahwa ada lima kekuatan yg menentukan karakteristik suatu industri yaitu intensitas persaingan antar pemain yg ada saat ini, ancaman masuk pendatang baru, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar pembeli, dan ancaman produk pengganti.
Berikut adalah analisis teori Porter pada PT. Bio Farma :

Buyer
- Teruji Karena Kualitas
Di antara BUMN bidang farmasi, kinerja Bio Farma relatif stabil, bahkan cenderung meningkat. Betapa saat krisis melanda, Bio Farma justru menggenjot ekspor vaksin ke berbagai negara.
Laba bersih Bio Farma tahun 2008 naik menjadi Rp127 miliar setelah di tahun 2007 hanya RpI16,77 miliar. Bahkan sebelumnya, tahun 2006, laba bersih Bio Farma tercatat Rp85,98 miliar. Tren kenaikan ini tercermin dari penjualan yang terus naik. Tahun 2006, hasil penjualan Bio Farma hanya Rp615,48 miliar tapi di tahun 2007 melonjak 21 persen menjadi Rp744,64 miliar. Sedangkan 2008, perseroan mencatat total penjualan Rp820 miliar.
Tahun 2008, Bio Farma dihadapkan dengan kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan. Inflasi berada di atas 6 persen dan terjadi kenaikan bahan bakar minyak pada Juni 2008. Kondisi diperparah terjadinya krisis ekonomi global yang berawal dari subprime mortgage yang melanda Amerika Serikat.
- Tembus Ekspor
Krisis ekonomi global dirasakan cukup mengkhawatirkan. Tapi di sisi lain Bio Farma mengekspor vaksin ke beberapa negara di kawasan Asia Pasifik melalui Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang jumlahnya hampir 55 persen dari kapasitas produksi.
Hingga saat ini, Bio Farma memproduksi vaksin virus seperti vaksin campak, vaksin polio dan vaksin Heparitis B. Selain itu, ada juga vaksin bakteri seperri vaksin DTP, vaksin TT, vaksin DT dan vaksin BCG. "Kapasitas produksi sudah mencapai sekitar 1,1 miliar dosis dengan SDM sekitar 800 orang. Tidak ada dari asing. Bio Farma sudah mengguasai teknologi pembuatan vaksin," ungkap pria kelahiran Bandung 59 tahun ini.
- Ahli Vaksin
Pantas apabila pemerintah menugaskan Bio Farma mensuplai kebutuhan vaksin dalam negeri. Sebab rekam jejak Bio Farma dalam memproduksi vaksin sudah teruji dan tidak disangsikan lagi. Sejak pertama kali berdiri pada tanggal 6 Agustus 1890 melalui Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda, Bio Farma dikenal dengan nama Pare Vaccinogene atau Landskoepok Inrichting en Instituut Pasteur. Lembaga inilah yang menjadi tonggak sejarah awal berdirinya perusahaan vaksin dan sera di Indonesia.
Dalam Perkembangannya, lembaga ini menjelma menjadi pusat pengembangan vaksin dan serum untuk mengatasi wabah penyakit tropis yang berkantor pusat di wilayah Pasteur, Bandung, Jawa Barat. Baru pada tahun 1961, pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi dan menubah namanya menjadi Bio Farma.
Bio Farma memperkenalkan vaksin cacar kering (room dried smallpox vaccine). Produksi vaksin terus berkembang, seperri produksi vaksin BCG yang dimulai dengan menggunakan primary seed lot, vaksin cacar beku kering diperkenalkan tahun 1968. Tahun 1971 didirikan Bagian Pengawasan Mutu dan Laborarium Mycology. Pada tahun 1982 di gunakan mesin fermenror berasal dari Shinko pflauder, yang dilengkapi dan dipasang oleh Commonwealth Serum Labotary (CSL) un¬tuk Produksi Tetanus. Pada November 1986 pabrik cairan infus diresmikan, dilanjutkan pembangunan Sarana Produksi dan Penga¬wasan Muru Vaksin Polio dan Campak pada rahun 1990 yang diresmikan menreri keseha¬tan saar itu Or Adhiryarma MPH.
Sejak 1997, Bio Farma memasok vaksin ke banyak negara melalui UNICEF, PAHO dan pembeli lainnya. Bio Farma sering diminra melakukan transfer reknologi ke negara-nega¬ra berkembang melalui kegiaranglobal training network unruk quality control and quality assurÂ-ance unruk polio dan vaksin lainnya.
- Perkuat R&D
Produk Bio Farma mendaparkan pengakuan prekualialifikasi dari WHO. Untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas produk, serta kualitas sumber daya manusia, Bio Farma menjalin kerjasama yang erar dengan insritu¬si/organisasi nasional maupun internasional.
Perseroan memang akan memperkuar R&D mulai dari kemampuan SDM hingga output-nya dalam mengeluarkan prod uk baru. Diversifikasi dan inovasi produk makin digenjot dengan memanfaatkan jalur ABG. Target yang dikejar Bio Farma adalah membuat vaksin flu burung. Bio Farma ditunjuk pemerinrah melalui Deparremen Keseharan sebagai pelaksana operasional- fasilitas vaksin flu burung. Saat ini pembangunan fasilitas sudah mulai dilaksanakan dengan memanfaatkan lahan yang ada di Bio Farma. "Kami menyiapkan lahan dan mem-back up SDM berikut teknologinya. Vaksin akan dibuat kalau dibutuhkan oleh pemerintah jelas dia. Mari kira berharap semoga vaksin flu burung segera rampung sehingga kasus ini tidak terjadi lagi di Indonesia. Semoga.

Cara Penjinakan Buyer :
- Promosi terhadap produk tersebut
- Pelayanan yang baik
- Produk yang berkualitas dan harga yang dapat dijangkau semua lapisan masyarakat.


Supplier

Meningkat, Ekspor Vaksin Bio Farma. Tingginya kepercayaan pasar internasional tidak lepas dari sertifikat Pra Qualification/PQ WHO (semacam sertifikat aman yang dikeluarkan oleh WHO yang dimiliki Bio Farma sehingga membuat pasar ekpor Bio Farma terus meningkat "Setiap tahun tim WHO ini datang ke Bandung memeriksa semua proses produksi dari awal sampai akhir. Menyinggung produk baru, Tedi mengatakan, ada dua jenis vaksin baru yang sudah diluncurkan ke pasar, yaitu vaksin Tetanus Difteri (Td) dan seasonal flu 1 Hui.mi Kedua produk tersebut sementara ini difokuskan hanya untuk pasar dalam negeri.

Cara Penjinakan Supplier :
- Perusahaan harus menjalin hubungan yang baik kepada para relasi bisnis
- Perusahaan tidak mengulur waktu pembayaran
- Perusahaan harus memiliki jadwal rutin untuk bertemu dengan supplier

Subtitusi

Pemerintahtidakmensikapivaksinbabidenganserius..Pada Sabtu 27 Juni kemarin, Majelis Mujahidin untuk penegakan syariat Islam mengeluarkan empat keputusan mengenai penggunaan vaksin babi. Di antaranya, terkait dengan pendapat Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur KH Abdurrahman Nafis, yang menilai hukum agama untuk vaksindarilemakbabibagi\jamaahhajiitu,darurat.
Sebagaimana Majelis Mujahidin, anggota Komisi Fatwa MUI, KH. Zaini Naim, berpendapat, pemerintah harus segera mencari pengganti vaksin meningitis yang mengandung enzim babi “Masalah ini sudah berlangsung sejak lama. Namun sampai sekarang belum ada upaya kongkret dari pemerintah untuk mencari pengganti vaksin itu,” katanya.
“Jika terbukti benar mengandung enzim babi, maka wajib dicari alternatif lain, yakni vaksin yang tidak mengandung babi,”

Cara Penjinakan Subtitusi :
- Perusahaan harus berusaha keras untuk membujuk atau meyakinkan konsumen akan produk yang dihasilkan PT. Bio Farma
- Perusahaan harus mempertahankan kualitas produk

New Entry

BANDUNG -- Indonesia sedang berusaha mengembangkan vaksin flu burung sendiri untuk mengatasi penyakit mematikan tersebut. Sampai sekarang baru 42 dari 58 sampel virus flu burung dikembalikan dari para pengidap H5N1 di Indonesia yang sempat dikirim ke WHO. Sampel virus yang diterima, kini disimpan di lembaga penelitian Eijkman untuk dikembangkan menjadi vaksin.
Cara Penjinakan New Entry :
-Strategi Penetapan Harga Produk Baru
Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat memberikan pengaruh yang baik bagi petumbuhan pasar. Selain itu untuk mencegah timbulnya persaingan yangsengit.
a. Skimming Pricing
Merupakan strategi yang menetapkan harga tinggi pada suatu produk baru, dengan dilengkapi aktifitas promosi yang gencar, tujuannya adalah :
1.Melayani pelangggan yang tidak terlalu sensitive terhadap harga, selagi persaingannyabelumada.
2. Untuk menutupi biaya-biaya promosi dan riset melalui margin yang besar.
3. Untuk berjaga-jaga terjadinya kekeliruan dalam penetapan harga, karena akan lebihmudahmenurunkanhargadaripadamenaikanhargaawal.

b. Penetration Pricing
Merupakan strategi dengan menetapkan harga rendah pada awal produksi, dengan tujuan dapat meraih pangsa pasar yang besar dan sekaligus menghalangi masuknya para pesaing.
”PenetrationPricing”,antaralain;
1. Harga yang dikendalikan (restrained price), yaitu harga yang ditetapkan dengan tujuan mempertahankan tingkat harga tertentu selama periode inflasi.
2. Elimination price, yaitu merupakan penetapan harga pada tingkat tertentu yang dapat menyebabkan pesaing - pesaing tertentu (terutama yang kecil) keluar dari persaingan.
3. Promotion price adalah harga yang ditetapkan rendah dengan kualitas sama, dengan tujuan untukmempromosikanproduktertentu.
4. Keep-out price, merupakan penetapan harga tertentu sehingga dapat mencegah parapesaingmemasukipasar.
-StrategiPenetapanHargaProdukYangSudahMapan

1. Adanya perubahan dalam lingkungan pasar, misalnya pesaing besar menurunkan harga.
2. Adanya pergeseran permintaan, misalnya terjadinya perubahan selera konsumen.
dalampenentuanharga.
3. Menaikan Harga, suatu perusahaan melakukan kebijakan menaikan harga dengan tujuan untuk mempertahankan profitabilitas dalam periode inflasi dan untuk melakukan segmentasi pasar tertentu..

Cara Penjinakan New Entry:
- Strategi Pemasaran Produk melalui media periklanan

Competitor Industry

- PT Indofarma Tbk
- PT Kimia Tbk
- PT Phapros Tbk

Cara Penjinakan competitor industry :
- Harga yang terjangkau oleh semua kalangan
- Kualitas yang lebih baik dari produk sebelumnya
- Diferensiasi produk
- Inovasi Produk
- Proses pengembangan produk baru berdasarkan kinerja

Sumber : www.google.com

Jumat, 19 Maret 2010

Rokok di kalangan pelajar...

Emmmm…….akhir-akhir ini banyak sekali pelajar yang sudah menjadi pecandu rokok. hal ini bisa kita lihat dari banyaknya pelajar yang nerokok dipinggir jalan. mereka berpendapat bahwa kalau mereka tidak merokok maka mereka belum dianggap dewasa ataupun tidak gaul. Justru pendapat itulah yang salah, seakan-seakan pendapat yang mereka utarakan adlah pendapat yang masuk akal.
didalam rokok itu sendiri terdapat berjuta-juta zat kimia yang sangat membahayakan jiwa manusia. bahkan zat untuk membunuh kecoa ataupun zat untuk karbol pembersih toilet terkandung didalamnya. Salah satu akibat dari rokok adalah bisa menumbuhkan suatu zat yang bersifat karsinogen (zat yang bisa menyebabkan kanker).
Menurut data WHO, tahun 2006 saja orang yang meninggal karena rokok mencapai 5,4 juta orang diseluruh dunia, dan diperkirakan tahun 2010 akan meninglat menjadi 2 kali lipat. tentu hal ini menjadi penyebab kematian terbesar kedua didunia setelah penyakit jantung.
Perokok umumnya adalah warga negara dari negara-negara berkembang contohnya saja Indonesia. Di Indonesia saja hampir 55% penduduknya adalah pecandu rokok,dan hal ini tentu saja sangat memprihatinkan. Namun dilain pihak pemerintah juga sulit untuk menutup pabrik-pabrik rokok yang banyak tersebar di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur yang notabene banyak menyerap tenaga kerja ini…..mungkin hanya ini saja yang bisa saya tulis dan disini saya ingin mengajak rekan-rekan semua utnuk berhenti merokok dan bersama-sama mengucapkan SAY NO TO ROKOK !!!

Sumber : www.google.com

Kamis, 18 Maret 2010

Analisi SWOT pada PT.Bio Farma

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmatNya, sehingga saya bisa mengerjakan tugas managemen strategic dengan judul “Analisis SWOT pada PT. Bio Farma.
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.

Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
1.Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.
2.Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
3.Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
4.Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.
Selain empat komponen dasar ini, analisa SWOT, dalam proses penganalisaannya akan berkembang menjadi beberapa Subkomponen yang jumlahnya tergantung pada kondisi organisasi. Sebenarnya masing-masing subkomponen adalah pengejawantahan dari masing-masing komponen, seperti Komponen Strength mungkin memiliki 12 subkomponen, Komponen Weakness mungkin memiliki 8 subkomponen dan seterusnya.

Jenis-Jenis Analisis SWOT
1. Model Kuantitatif
Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan satu Threath (T).
Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing -masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian.
2. Model Kualitatif
Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki pasangan satu subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, SubKomponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena mungkin saja misalnya, SubKomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara subkomponen W hanya 6 buah.
Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan. Bagaimana menetapkan tujuan adalah bahasan selanjutnya yaitu membangun visi-misi organisasi atau program.
Berikut adalah Analisis SWOT pada PT. Bio Farma

Strength (S)

- Sejumlah jenis vaksin lainnya yang diekspor ke berbagai negara antara lain DPT, Campak, BCG dan serum anti bisa ular

- Vaksin produksi Bio Farma sudah mampu menembus pasar lebih dari 72 negara

- Mampu menjadi pemasok dari separoh vaksin kebutuhan dunia tidak bisa dinilai dengan uang. Padahal di dunia terdapat 23 produsen vaksin, termasuk di antaranya

- Menjaga kualitas produksi sesuai standar internasional

- Perusahaan yang kini memiliki sebanyak 800-an karyawan tergolong kreatif dan inovatif.


Weakness (W)

- Vaksin itu harus disimpan di tempat khusus dan tidak bisa tahan lama.

- Bio Farma tidak bisa mendistribusikan seluruh kota untuk Jawa barat, tapi dilakukan secara bertahap.
- Sumber dana untuk pengadaan vaksin dalam negeri berasal dari APBN serta bantuan luar negeri. Sementara untuk APBN hingga saat ini belum turun. Dana pembelian vaksin Hepatitis B berasal ari Global alliance Vaccine Initiative (GAVI).
- Bio Farma sebenarnya siap mengirimkan kebutuhan daerah. Namun, hal itu belum bisa dilakukan karena belum ada penandatanganan konrak.


Opportunity (O)

- Produsen obat nasional PT Bio Farma kembali masuk dalam daftar prakualifikasi produk Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), hingga memberi peluang kembali mengekspor vaksin ke pasar dunia.

- Bio Farma harus siap melakukan pengembangan investasi. Salah satunya program pengembangan produksi vaksin seasonal dan vaksin H1N1 dalam beberapa tahun ke depan, supaya , dapat memenuhi permintaan pasar vaksin di dunia


Threat (T)

- Vaksin-vaksin ini juga telah banyak memakan korban anak-anak Amerika sendiri, sehingga banyak terjadi penyakit kelainan syaraf, anak-anak cacat, autis, dll.

- Seorang pakar dari Amerika mengatakan bahwa vaksin polio dibuat dari campuran ginjal kera, sel kanker manusia, serta cairan tubuh hewan tertentu termasuk serum dari sapi,bayikudadanekstraksmentahlambungbabi.

- Tahun 2004 sampaisekarang korban polio, campak, hepatitis, TBC dll terus muncul..



Sumber : www.google.com